secretgardencafe.net

Drama Flare di Sleman: PSS Tumbangkan Persija 2-1, Laga Sempat Terhenti

Drama Flare di Sleman: PSS Tumbangkan Persija 2-1, Laga Sempat Terhenti

Sepak bola Indonesia emang nggak pernah sepi dari drama. Tapi yang terjadi di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu malam 18 Mei 2025, benar-benar bikin semua mata tertuju ke satu laga panas: PSS Sleman vs Persija Jakarta.

Skor akhir? PSS menang 2-1 di kandang. Tapi cerita di balik hasil itu jauh lebih dari sekadar tiga poin. Ada tensi tinggi, suporter membludak, flare menyala, dan laga yang sempat dihentikan oleh wasit. Ini bukan sekadar pertandingan — ini pertempuran penuh emosi.

 

Babak Pertama: Persija Dominan, Tapi PSS Tajam

Dari menit awal, Persija tampil mendominasi. Trio lini tengah mereka — Riko Simanjuntak, Hanno Behrens, dan Firza Andika — ngatur tempo dengan ritme cepat dan pressing ketat. Tapi keunggulan penguasaan bola nggak langsung berbuah hasil.

Justru PSS yang berhasil cetak gol lebih dulu lewat counter attack kilat. Menit ke-28, Ricky Cawor nerobos pertahanan Persija yang terlalu tinggi naik, dan ngasih assist ciamik ke Irkham Mila yang tinggal placing bola ke pojok gawang. Stadion langsung meledak!

Babak Kedua: Emosi Meningkat, Flare Menyala

Masuk babak kedua, suasana makin panas. Persija yang tertinggal terus menekan, dan akhirnya berhasil nyamain skor di menit ke-56 lewat gol kaki kiri dari Gustavo Almeida. Gol ini disambut euforia Jakmania yang hadir di tribun utara — dan di situlah semua mulai memanas.

Beberapa menit setelah gol penyama itu, flare mulai dilempar dari arah tribun. Api merah menyala, asap tebal mengepul, dan suasana stadion jadi mencekam. Wasit pun menghentikan pertandingan sementara. Pemain diminta mundur ke pinggir lapangan, dan petugas keamanan langsung sigap turun tangan.

Delay ini berlangsung sekitar 12 menit, dan bikin emosi suporter makin campur aduk. Di sisi lain, kedua pelatih terlihat frustrasi karena momentum pertandingan jadi hilang total.

Setelah Terhenti, PSS Comeback dengan Mental Baja

Setelah laga dilanjutkan, PSS menunjukkan semangat yang luar biasa. Mereka nggak gentar meskipun sempat kehilangan kendali permainan. Pelatih mereka, Nova Arianto, memasukkan beberapa pemain segar seperti Saddam Gaffar dan Kim Kurniawan untuk mengubah tempo.

Hasilnya? Di menit ke-83, PSS kembali unggul lewat tandukan Saddam yang memanfaatkan sepak pojok. Gol ini disambut sorakan ribuan Slemania yang nggak berhenti bernyanyi sejak awal pertandingan.

Persija coba membalas, tapi sisa waktu nggak cukup. Skor akhir: 2-1 untuk PSS Sleman.

Reaksi Suporter dan Media Sosial

Nggak butuh waktu lama, nama PSS, Persija, dan “flare” langsung trending di X (Twitter). Banyak yang muji semangat juang PSS, tapi nggak sedikit juga yang kritik keras insiden flare yang bikin pertandingan terganggu.

Kemenangan berkelas dari PSS, tapi flare harusnya udah nggak relevan di sepak bola modern,” tulis @bolaindonesiaid.

Salut buat wasit yang berani stop pertandingan. Safety nomor satu,” kata akun lain @tribunbola.

Di sisi lain, ada juga fans yang merasa flare adalah bagian dari “atmosfer pertandingan”. Tapi mayoritas sepakat: aksi berlebihan di tribun harus dikontrol demi keselamatan semua.

Evaluasi Keamanan & Sanksi Potensial

Usai pertandingan, manajemen stadion dan pihak keamanan langsung menggelar konferensi pers. Mereka menyatakan bahwa insiden flare tidak akan dibiarkan tanpa konsekuensi. Operator Liga 1 bersama PSSI tengah mengevaluasi situasi, dan ada kemungkinan sanksi administratif diberikan pada panitia pelaksana atau klub.

Pihak PSS Sleman sendiri menyayangkan insiden tersebut. Dalam pernyataan resminya, mereka mengimbau Slemania untuk tetap mendukung secara positif dan tidak membawa benda-benda berbahaya ke stadion.

Kemenangan ini adalah milik kita semua. Tapi harus dirayakan dengan bijak. Jangan sampai tindakan segelintir orang mencoreng perjuangan tim,” ujar CEO PSS Sleman, Bima Hendrawan.

Apa Artinya Kemenangan Ini?

Buat PSS Sleman, kemenangan ini bukan cuma soal 3 poin. Ini adalah bukti bahwa mereka bisa bangkit setelah performa inkonsisten di awal musim. Menumbangkan tim sebesar Persija jelas jadi suntikan moral luar biasa, apalagi di kandang sendiri.

Secara klasemen, PSS kini naik ke peringkat 6 sementara, dan membuka peluang mereka untuk bersaing di zona Championship Series. Ini juga jadi pembuktian untuk pelatih Nova Arianto yang sempat diragukan di awal musim.

Sementara itu, Persija harus mulai evaluasi besar-besaran. Kekalahan ini memperpanjang tren buruk mereka di laga tandang musim ini. Komposisi pemain dan taktik pelatih Thomas Doll mulai banyak dikritik, dan tekanan dari Jakmania makin terasa.

Penutup: Bukan Sekadar Skor, Tapi Sebuah Cerita

Laga PSS Sleman vs Persija Jakarta tanggal 18 Mei 2025 ini akan terus diingat — bukan hanya karena skor 2-1, tapi karena emosinya, atmosfernya, dan semua drama yang terjadi. Dari flare yang bikin deg-degan, hingga gol-gol yang membangkitkan semangat.

Semoga ke depannya, semangat rivalitas bisa tetap dijaga tanpa mengorbankan keselamatan dan sportivitas. Karena pada akhirnya, sepak bola harus jadi panggung untuk semangat, bukan untuk bahaya.

administrator

Related Articles

Leave a Reply