Faker Dinobatkan sebagai ‘Pemain PC Dekade Ini’, Sebuah Penegasan Status GOAT
Sebuah penegasan status, sebuah mahkota untuk sang raja. Dalam malam penganugerahan Esports Awards 2025 yang digelar dengan sangat meriah, nama Lee Sang-hyeok, atau yang lebih dikenal oleh seluruh dunia dengan satu nama panggung legendaris, Faker, diumumkan sebagai peraih penghargaan paling prestisius: Esports PC Player of The Decade (Pemain Esports PC Dekade Ini).
Penghargaan ini bukanlah sekadar trofi biasa. Ini adalah sebuah pengakuan absolut dari seluruh industri esports global atas dominasi, konsistensi, dan pengaruh luar biasa yang telah ditunjukkan oleh Faker selama lebih dari satu dekade. Di dunia esports yang pergerakannya sangat cepat, di mana para bintang datang dan pergi dalam hitungan musim, Faker adalah sebuah anomali. Ia adalah konstanta, sang “Unkillable Demon King” yang tak lekang oleh waktu. Penganugerahan ini menjadi momen puncak yang mengukuhkan statusnya yang tak terbantahkan: The Greatest of All Time (GOAT) dalam sejarah esports.
Profil Faker: Sang ‘Unkillable Demon King’ dari Seoul
Untuk memahami mengapa penghargaan “Player of The Decade” ini terasa begitu pantas untuknya, kita harus melihat kembali perjalanan karier Lee “Faker” Sang-hyeok yang nyaris tanpa cela.
- Nama Asli: Lee Sang-hyeok
- Lahir: 7 Mei 1996, di Seoul, Korea Selatan
- Game: League of Legends (LoL)
- Tim: T1 (sebelumnya SK Telecom T1) – Sejak debut hingga sekarang.
- Sepak Terjang: Kisah Faker dimulai pada tahun 2013. Saat itu, ia adalah seorang remaja SMA biasa yang sangat jago bermain LoL. SK Telecom T1, sebuah organisasi esports besar, merekrutnya, dan sisanya adalah sejarah. Di musim debutnya, ia langsung menggebrak dunia dan membawa timnya menjadi Juara Dunia LoL (Worlds). Sejak saat itu, namanya menjadi sinonim dengan kehebatan. Ia dikenal dengan penguasaan mekaniknya yang nyaris sempurna, pemahaman game-nya yang jenius, dan kemampuannya untuk melakukan aksi-aksi mustahil yang membuat para komentator kehabisan kata-kata. Ia telah memenangkan empat gelar Juara Dunia (2013, 2015, 2016, 2023), dua gelar Mid-Season Invitational (MSI), dan lebih dari sepuluh gelar juara liga domestik Korea (LCK). Loyalitasnya pada satu tim, T1, selama lebih dari 12 tahun juga menjadi sebuah anomali di dunia esports modern yang penuh dengan drama transfer pemain.
Mengapa Faker? Alasan di Balik Gelar Pemain Satu Dekade
Penghargaan bergengsi dari Esports Awards ini diberikan bukan hanya karena koleksi trofinya yang melimpah. Ada beberapa alasan fundamental mengapa Faker adalah pilihan yang tak terbantahkan.
1. Dominasi dan Konsistensi Jangka Panjang: Di dunia esports, karier seorang pemain profesional seringkali sangat pendek. Banyak yang bersinar terang selama satu atau dua tahun, lalu meredup. Faker, sebaliknya, berhasil bertahan di puncak permainan kompetitif selama lebih dari 12 tahun. Ia telah melewati berbagai perubahan meta-game, berganti-ganti rekan setim, namun ia tetap menjadi mid-laner terbaik atau salah satu yang terbaik di dunia. Konsistensi inilah yang paling membedakannya dari yang lain.
2. Pengaruh Global dan Inspirasi: Faker lebih dari sekadar pemain; ia adalah ikon global. Ia adalah wajah dari League of Legends dan, bagi banyak orang, wajah dari esports itu sendiri. Ia menginspirasi jutaan pemain di seluruh dunia untuk bermimpi menjadi seorang profesional. Karakternya yang rendah hati dan dedikasinya yang luar biasa pada latihan menjadi panutan yang sempurna.
3. Kemampuan Beradaptasi: Selama satu dekade, game League of Legends telah berubah secara drastis. Champion baru, item baru, dan strategi baru terus bermunculan. Kemampuan Faker untuk terus belajar, beradaptasi, dan bahkan menciptakan meta-nya sendiri adalah bukti dari kejeniusan dan etos kerjanya yang luar biasa.
Penghormatan dari Seluruh Dunia dalam Esports Awards 2025
Penganugerahan gelar Player of The Decade ini disambut dengan pujian dan penghormatan dari seluruh penjuru komunitas esports. Para pemain profesional rival, para komentator, analis, dan jutaan penggemar di media sosial serentak memberikan salut kepada sang legenda. Ini adalah sebuah momen langka di mana seluruh komunitas, terlepas dari tim mana yang mereka dukung, bersatu untuk mengakui kehebatan satu individu.
Di dunia esports yang penuh dengan drama dan perubahan roster mendadak, seperti saat , figur yang stabil dan konsisten seperti Faker menjadi semakin langka dan berharga.
Sementara itu, dari dunia Dota 2, Whitemoon dikabarkan absen dan digantikan oleh Tobi. Hal ini membuat Tundra Esports harus tampil maksimal dalam turnamen tahun ini.
Esports Awards 2025: Mahkota Abadi untuk Sang Raja Iblis
Pada akhirnya, penghargaan Esports PC Player of The Decade ini adalah sebuah penutup yang sempurna untuk perdebatan panjang tentang siapa pemain esports terhebat sepanjang masa. Jawabannya telah diberikan dengan sangat tegas. Faker tidak hanya memenangkan pertandingan dan trofi; ia telah mendefinisikan sebuah era. Ia adalah Michael Jordan, Lionel Messi, atau Roger Federer-nya dunia esports. Warisannya tidak hanya akan diukur dari jumlah kemenangannya, tetapi dari standar keunggulan dan profesionalisme yang telah ia tetapkan bagi semua generasi pemain yang akan datang. Mahkota ini adalah penegasan bahwa di singgasana para dewa esports, hanya ada satu “Unkillable Demon King”.