secretgardencafe.net

Jabatan Rangkap Erick Thohir sebagai Menpora dan Ketua PSSI

Posisi Ganda Erick Thohir: Fenomena Langka di Panggung Olahraga Dunia?

Penunjukan Erick Thohir sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) yang baru disambut dengan optimisme besar. Rekam jejaknya yang mentereng di industri olahraga global dianggap sebagai angin segar. Namun, di tengah euforia tersebut, muncul sebuah pertanyaan fundamental yang menggelitik dan menjadi perdebatan serius di kalangan pengamat. Apakah lazim seorang Ketua Umum federasi sepak bola (PSSI) aktif juga menjabat sebagai Menteri Olahraga?

Posisi ganda yang diemban oleh Erick Thohir ini adalah sebuah anomali. Di satu sisi, ini adalah sebuah keuntungan, di mana federasi paling populer dan pemerintah bisa berjalan lebih mulus. Namun di sisi lain, ini membuka sebuah “kotak pandora”. Di mana isinya berupa potensi konflik kepentingan yang sangat besar. Pertanyaannya, apakah fenomena ini juga terjadi di negara-negara lain, atau Indonesia sedang menjalani eksperimen tata kelola olahraga yang unik?

 

Konteks Unik di Indonesia

Sebelum membandingkan dengan negara lain, kita perlu memahami konteksnya di Indonesia. Erick Thohir terpilih sebagai Ketua Umum PSSI pada Februari 2023, jauh sebelum ia ditunjuk sebagai Menpora. Ia datang dengan mandat besar untuk mereformasi PSSI yang sarat dengan masalah. Penunjukannya sebagai Menpora di kemudian hari menciptakan sebuah situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam skala ini di tanah air.

Para pendukungnya berargumen bahwa dengan posisi gandanya, Erick bisa “memotong kompas” birokrasi yang berbelit. Juga dapat mempercepat pembangunan infrastruktur, dan memastikan program-program PSSI mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah.

 

Bagaimana dengan di Negara Lain?

Jika kita melihat ke negara-negara dengan tradisi olahraga yang kuat, rangkap jabatan seperti yang dimiliki Erick Thohir adalah sebuah fenomena yang sangat langka, bahkan nyaris tidak pernah terjadi. Ada sebuah prinsip dasar dalam tata kelola olahraga modern yang memisahkan dengan tegas antara peran pemerintah sebagai regulator dan fasilitator dengan peran federasi sebagai operator cabang olahraga.

  • Di Inggris: Menteri Olahraga (saat ini bagian dari Sekretaris Negara untuk Budaya, Media, dan Olahraga) adalah seorang politisi yang bertugas mengawasi kebijakan olahraga secara umum. Sementara itu, Ketua Asosiasi Sepak Bola Inggris (The FA) adalah seorang figur independen yang dipilih oleh dewan FA. Tidak terbayangkan jika Ketua FA juga menjadi Menteri Olahraga.
  • Di Jerman: Situasinya serupa. Ada pemisahan yang sangat jelas antara pemerintah dengan Federasi Sepak Bola Jerman (DFB).
  • Di Spanyol: Ketua Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) dan Menteri Olahraga adalah dua entitas yang terpisah dan seringkali saling mengkritik, menunjukkan adanya mekanisme checks and balances.

Mengapa pemisahan ini begitu penting?

 

Risiko Konflik Kepentingan yang Tak Terhindarkan

Alasan utama mengapa negara-negara lain menghindari rangkap jabatan ini adalah untuk mencegah konflik kepentingan (conflict of interest). Sebagai Menpora, Erick Thohir bertanggung jawab untuk mengayomi dan mendistribusikan anggaran secara adil kepada semua cabang olahraga di Indonesia, mulai dari bulu tangkis, atletik, basket, hingga angkat besi.

Namun, sebagai Ketua Umum PSSI, ia secara alami memiliki “anak emas”, yaitu sepak bola. Kekhawatiran yang muncul adalah:

  1. Potensi Penganakemasan Sepak Bola: Apakah alokasi dana, perhatian media, dan prioritas kebijakan akan secara tidak sadar atau sadar lebih condong ke sepak bola, mengorbankan cabang-cabang olahraga lain yang juga berpotensi meraih prestasi?
  2. Objektivitas dalam Pengawasan: Bagaimana Menpora bisa secara objektif mengawasi dan bahkan menegur PSSI jika terjadi masalah, sementara ia sendiri adalah pemimpin tertinggi di PSSI?

Pengalaman Erick Thohir sebagai mantan presiden klub Eropa seperti Inter Milan memberinya pemahaman mendalam tentang bagaimana sebuah organisasi olahraga harus dijalankan secara profesional. Namun, tantangan yang ia hadapi kini jauh lebih kompleks, karena ia harus menyeimbangkan antara peran sebagai “CEO” satu cabor dengan peran sebagai “regulator” untuk semua cabor.

 

Erick Thohir Menpora Baru: Sebuah Eksperimen Tata Kelola yang Perlu Dikawal

Pada akhirnya, rangkap jabatan yang diemban oleh Erick Thohir adalah sebuah eksperimen tata kelola olahraga yang unik di panggung dunia. Ini adalah sebuah anomali yang lahir dari situasi politik dan kebutuhan spesifik di Indonesia. Potensi positifnya memang ada: akselerasi dan sinergi yang lebih cepat. Namun, potensi risikonya, terutama terkait konflik kepentingan dan keadilan bagi cabang olahraga lain, juga sangatlah nyata. Kini, tugas terberat bagi Erick Thohir bukanlah hanya soal memajukan PSSI, tetapi juga soal membuktikan kepada seluruh masyarakat olahraga Indonesia bahwa ia mampu untuk tetap adil, objektif, dan menjadi Menpora bagi semua, bukan hanya untuk sepak bola. Keberhasilan atau kegagalan dari eksperimen ini akan menjadi pelajaran berharga bagi masa depan tata kelola olahraga di tanah air.

administrator

Related Articles

Leave a Reply