Belanja online sekarang nggak lagi cuma soal masukin barang ke keranjang, bayar, terus tunggu paket. Di 2025, pengalaman belanja udah berubah jadi tontonan dan hiburan. Fenomena ini dikenal sebagai shoppertainment, kombinasi dari “shopping” dan “entertainment”, dan Gen Z adalah penikmat utamanya.
Tren ini bikin platform e-commerce dan media sosial berlomba-lomba ngasih pengalaman interaktif yang bikin pengguna betah nongkrong sambil belanja. Dari live streaming jualan ala TV Home Shopping zaman dulu, sampai kuis-kuis berhadiah dan konten lucu sambil promosi produk, semuanya dirancang buat bikin belanja terasa kayak hiburan.
Awal Mula Shoppertainment
Tren shoppertainment sebenarnya udah mulai muncul sejak pandemi COVID-19, saat masyarakat lebih sering belanja online dan butuh hiburan di rumah. Tapi di 2025, konsep ini makin matang dan jadi strategi utama platform besar kayak Tokopedia, Shopee, TikTok Shop, bahkan Lazada dan Blibli.
Misalnya, sekarang kamu bisa nonton live shopping sambil dapet diskon dadakan kalau berhasil jawab pertanyaan kuis. Atau ada mini drama yang disisipin produk sponsor, di mana kamu bisa langsung klik item yang dipakai karakter di layar. Seru, kan?
Apa yang Bikin Shoppertainment Laku Banget?
Ada beberapa alasan kenapa tren ini booming:
1. Multisensori = Lebih Nempel di Kepala
Konten visual + suara + interaksi bikin orang lebih inget produk. Jadi, brand bisa lebih “nempel” di benak penonton daripada sekadar iklan banner biasa.
2. FOMO dan Real-Time Action
Karena banyak event shoppertainment disiarin langsung, pengguna merasa harus ikut now atau ketinggalan momen diskon. Ini efek FOMO (Fear of Missing Out) yang dimanfaatkan banget sama brand dan seller.
3. User Engagement Lebih Tinggi
Dengan fitur like, komen, atau bahkan voting produk mana yang harus didiskon duluan, pengguna merasa punya kontrol. Ini bikin mereka stay lebih lama dan akhirnya… check out juga.
Aktor Utama: Influencer & Live Host Lokal
Yang bikin shoppertainment makin hidup adalah kehadiran influencer dan live host yang udah terlatih jadi entertainer sekaligus “penjual”. Mereka nggak cuma promosi produk, tapi juga ngobrol, bercanda, bahkan nyanyi atau nari buat bikin penonton betah.
Ada host-host yang udah punya fanbase loyal karena karismanya di sesi live. Mereka jadi semacam “idola” di ranah e-commerce, lengkap dengan istilah fandom dan jargon khas.
Format yang Bikin Shoppertainment Nggak Ngebosenin
Platform e-commerce dan social commerce terus eksperimen format supaya konten mereka tetap fresh. Beberapa yang paling populer di Indonesia:
1. Live Shopping Show
Host bakal unboxing, cobain produk, jawab pertanyaan live, dan kasih diskon kejutan tiap beberapa menit. Biasanya dibumbui dengan games mini atau spin-the-wheel buat ngasih kupon.
2. Challenge + Diskon
Contoh: “Kalau komentar tembus 5.000, semua produk diskon 50%!” atau “Kalau host bisa push-up sambil unboxing, diskon langsung digas!” Gimik-gimik ini bikin interaksi meningkat.
3. Dramatisasi Promosi
Beberapa seller bikin sketsa lucu ala TikTok, di mana konflik cerita berujung ke satu produk. Iya, jualan pakai narasi. Dan surprisingly, ini berhasil menarik penonton lebih lama.
Data & Fakta: Shoppertainment Nggak Main-Main
Menurut laporan Google x Bain & Company 2025, 74% Gen Z Indonesia bilang mereka pernah beli produk karena lihat konten interaktif di TikTok atau e-commerce live. Bahkan, durasi rata-rata nonton live shopping per user naik jadi 38 menit per sesi—padahal durasi iklan TV aja jarang ditonton sampai selesai!
Riset lain dari iPrice juga nunjukin bahwa transaksi dari konten shoppertainment naik 112% dibanding tahun lalu. Artinya, bukan cuma tren, tapi ini udah jadi kebiasaan digital baru.
Dampaknya ke Brand & UMKM
Tren ini bukan cuma dinikmati oleh pengguna, tapi juga jadi angin segar buat brand kecil dan UMKM. Karena dengan modal kreatif dan kamera HP aja, mereka bisa “manggung” di platform besar.
Contoh: Brand lokal skincare dari Bandung bisa jual 10.000 unit dalam sehari cuma dari satu sesi live 3 jam. Kuncinya? Gimik lucu, honest review, dan interaksi aktif sama penonton.
Brand juga nggak perlu bayar iklan mahal kalau udah punya konten shoppertainment yang bisa viral. Jadi ROI (Return on Investment)-nya jelas lebih efisien.
Masa Depan Shoppertainment: AI, Avatar & Belanja Metaverse?
Ke depan, tren ini bakal makin gila. Beberapa prediksi dan yang udah mulai diuji coba:
- Host Virtual (AI Avatars): Udah mulai dipakai di China dan sebentar lagi masuk Indonesia. Host-nya bukan orang asli tapi karakter AI yang bisa ngomong dan interaksi.
- Live Shopping di Metaverse: Platform kayak Meta dan TikTok mulai eksperimen jualan di ruang 3D, di mana kamu bisa “jalan-jalan” ke toko dan beli barang langsung.
- Personalisasi AI: Kamu bakal ditawarin konten belanja yang super sesuai interest kamu, karena AI-nya udah baca semua interaksimu dari sebelumnya.
Penutup: Belanja + Hiburan = Masa Depan Digital Lifestyle
Shoppertainment udah jadi bagian dari gaya hidup digital, terutama buat generasi muda. Belanja bukan lagi aktivitas pasif, tapi udah kayak nonton konser mini + dapet barang.
Buat brand, seller, dan kreator konten, tren ini bukan cuma peluang—tapi medan baru yang harus dikuasai. Dan buat kamu para digital native, nikmatin aja prosesnya… asal jangan kelamaan nonton sampai lupa check out ya!